Bali tuh bukan cuma soal pantai, beach club, dan sunset di Canggu. Kalau lo mau ngerasain sisi lain Bali yang lebih authentic, coba deh jelajahi pulau ini dari atas sadel sepeda. Lo bakal sadar: ternyata keindahan Bali nggak cuma buat dilihat, tapi buat dirasain — dari angin pagi yang nyapu muka lo, aroma sawah basah, sampai suara pura kecil di tengah desa.
Gue udah ngerangkum 5 jalur bersepeda di Bali yang wajib banget lo cobain. Ada yang ekstrem, ada yang santai, tapi semuanya punya pesona masing-masing. Yuk, kita bahas satu per satu.
1. Gunung Batur – Jalur Legendaris Sepeda Gunung (±25–30 km)
Kalau lo suka adrenaline dan nggak masalah ngos-ngosan dikit, Gunung Batur adalah spot wajib. Jalur ini biasanya start dari daerah Kintamani, terus turun menuju Ubud. Total panjang rutenya sekitar 25–30 km, tergantung titik finish yang lo pilih.
Rutenya campur:
-
Sekitar 40% jalan aspal,
-
Sisanya off-road — batu vulkanik, kerikil, sampai jalur tanah merah yang berdebu parah kalau kemarau.
Pemandangannya gila banget. Dari titik start, lo bisa lihat Danau Batur di satu sisi dan kabut yang masih tidur di sisi lain. Kalau start subuh, lo bisa sekalian nikmatin sunrise di ketinggian 1.700 mdpl — pengalaman yang rasanya kayak lagi di negeri lain.
Pro tip:
-
Pake mountain bike (MTB), bukan sepeda lipat atau fixie.
-
Jangan lupa sarung tangan dan goggle, soalnya debunya brutal.
-
Kalau lo beginner, ambil rute turunan aja (downhill tour), biar nggak kehabisan napas.
2. Jalur Sepeda Sanur – Santai di Pinggir Pantai (±7 km)
Buat lo yang lebih suka suasana tenang dan estetik, jalur sepeda Sanur adalah definisi “healing ride”. Panjang rutenya sekitar 7 km, dari Pantai Mertasari di ujung selatan sampai Pantai Matahari Terbit di utara. Jalurnya datar, aman, dan adem — cocok buat lo yang mau morning ride atau jalan santai bareng temen.
Lo bakal nemuin banyak spot seru di sepanjang jalur ini:
- Kafe pantai buat ngopi,
- Nelayan yang lagi siapin jaring,
- Sunrise yang muncul tepat di depan mata lo.
Yang paling gue suka, jalur ini bike lane-nya beneran dipisah dari jalan raya. Jadi lo bisa gowes tanpa mikirin mobil yang lewat. Waktu terbaik? Jam 05.30–08.00 pagi. Setelah itu, matahari udah mulai garang dan turis mulai rame.
Tips:
-
Sewa sepeda di pinggir pantai, harganya cuma sekitar Rp30–50 ribu per jam.
-
Kalau lo pengin lebih jauh, bisa lanjut ke Pantai Sindhu atau area Serangan (nambah 3–5 km lagi).
3. Sawah Jatiluwih – Trek Hijau UNESCO (±18–20 km)
Kalau lo pengin bersepeda sambil menikmati landscape sawah yang iconic banget, Jatiluwih jawabannya. Jalurnya sekitar 18–20 km, tergantung variasi rute yang lo ambil. Di sini, setiap pedal yang lo kayuh kayak ngegeser lukisan hidup — sawah bertingkat, kabut tipis, dan gunung di kejauhan.
Rute utamanya berbentuk loop:
Start di Jatiluwih Village, lanjut ke Buruan, muter ke Wangaya Gede, lalu balik lagi ke desa awal. Jalannya berkelok, tapi aspalnya mulus banget. Elevasinya lumayan naik-turun, tapi masih aman buat pemula.
Yang bikin istimewa, lo bakal ngelewatin subak system — sistem irigasi tradisional Bali yang udah berumur ratusan tahun dan diakui UNESCO. Lo bakal ngerasain vibe pedesaan Bali yang beneran: tenang, damai, dan nggak banyak distraksi.
Pro tips:
-
Dateng sekitar pukul 07.00–09.00 buat dapet cahaya pagi terbaik.
-
Bawa kamera, tapi siapin juga tenaga ekstra, karena tanjakannya lumayan curi napas.
-
Banyak warung kecil yang jual kelapa muda dan makanan lokal, perfect buat pit stop.
4. Desa Carang Sari – Jalur Sejarah dan Alam (±12–15 km)
Bali bukan cuma soal pantai, tapi juga sejarah dan budaya. Nah, di Desa Carang Sari, lo bakal dapetin semua itu dalam satu paket perjalanan sepeda. Panjang rutenya sekitar 12–15 km, dan bisa dibilang ini salah satu rute paling underrated di Bali.
Jalur ini berawal dari kawasan Petang, Badung, ngelewatin:
-
Hutan bambu,
-
Kebun cokelat,
-
Sungai kecil dengan jembatan bambu,
-
Dan perkampungan tradisional.
Carang Sari ini juga punya nilai sejarah tinggi karena jadi tempat lahirnya I Gusti Ngurah Rai, pahlawan nasional Bali. Beberapa tur sepeda bahkan nyempetin berhenti di rumah kelahirannya yang sekarang jadi situs budaya kecil.
Rute ini cocok buat lo yang pengin escape dari keramaian Ubud atau Seminyak. Udara bersih, suasana damai, dan bonusnya… lo bisa ketemu warga lokal yang super ramah. Anak-anak kecil suka dadah-dadah sambil teriak, “Hello Mister!” (walaupun lo bukan mister, mereka tetep semangat 😆).
Tips gowes di sini:
-
Wajib pakai mountain bike karena ada beberapa bagian tanah dan turunan curam.
-
Kalau lo ke sini pakai paket tur, biasanya udah termasuk kunjungan ke rumah penduduk dan snack lokal kayak pisang goreng dan kopi Bali.
5. Trans Metro Dewata – Integrasi Sepeda dan Transportasi Modern
Oke, yang terakhir bukan jalur sepeda spesifik, tapi ini game changer banget buat para pesepeda di Bali. Namanya Trans Metro Dewata — sistem transportasi publik baru yang bike-friendly.
Beberapa armada bus udah punya rak sepeda di bagian depan, jadi lo bisa bawa sepeda dari Denpasar ke Ubud atau Kuta tanpa repot. Rute Trans Metro Dewata sendiri meliputi 5 koridor utama, salah satunya nyambung dari Terminal Ubung ke kawasan wisata Ubud.
Contoh skenario:
Lo bisa gowes santai di Sanur pagi-pagi, naik bus ke Ubud (sepeda lo ikut di depan bus), terus lanjut eksplor Desa Carang Sari atau jalur pedesaan di sekitar Tegalalang. Super efisien dan ramah lingkungan.
Program ini bagian dari upaya Bali buat dorong eco-tourism. Jadi kalau lo ke Bali buat sepedaan, lo bisa gabungin aktivitas lo dengan transportasi umum tanpa ribet.
Tips:
-
Bawa tali pengaman sendiri buat jaga-jaga kalau bus-nya penuh.
-
Patuhi peraturan: sepeda maksimal 1 unit per bus (kalau lagi rame).
-
Biasain bayar pakai kartu e-money biar praktis.
Bonus Mini Itinerary: 3 Hari Bersepeda di Bali 🚴♀️
Biar nggak bingung mau mulai dari mana, nih contoh itinerary buat lo yang pengin nyobain 3 rute dalam 3 hari:
Hari 1: Sanur Morning Ride (7 km)
-
Start 05.30 pagi, nikmatin sunrise.
-
Sarapan di Soul on the Beach Café.
-
Siang santai, lanjut ke Ubud naik Trans Metro Dewata.
Hari 2: Ubud – Desa Carang Sari (15 km)
-
Start jam 08.00 dari pusat Ubud.
-
Explore desa, mampir ke rumah warga, makan siang di warung lokal.
-
Sore balik, mampir ke air terjun Nungnung (bonus).
Hari 3: Gunung Batur – Downhill ke Kintamani (25 km)
-
Bangun subuh buat sunrise ride.
-
Nikmatin turunan seru ke arah desa Toya Bungkah.
-
Istirahat di kafe pinggir danau sambil ngopi.
Kalau masih kuat, tambahin trip Jatiluwih di hari keempat — worth every drop of sweat!
Bali dari Sadel Sepeda Itu Nggak Sama Kayak di Brosur
Setelah lo nyobain salah satu (atau semua) jalur ini, lo bakal ngerti kenapa banyak cyclist dari luar negeri jatuh cinta sama Bali. Ini bukan cuma soal pemandangan, tapi tentang connection — sama alam, sama budaya, sama diri sendiri.
Dari kabut di Gunung Batur, sunrise di jalur sepeda Sanur, hamparan hijau di sawah Jatiluwih, sampai keheningan di Desa Carang Sari — semuanya punya cerita.
Dan dengan dukungan Trans Metro Dewata, Bali makin siap jadi destinasi bike trip paling keren di Indonesia.
Jadi, kalau lo lagi mikirin liburan yang beda, tinggal jawab satu pertanyaan:
Udah siap gowes di surga tropis ini?
Kalimat terakhirnya bisa juga lo ubah jadi tagline buat konten Pondok Sepeda kalau mau posting di sosmed, misal:
“Nggak cuma jalan-jalan di Bali, tapi gowes bareng alamnya.”
Mau sepedaan bareng temen kamu di Bali tapi belom punya sepeda? Yuk Sewa Sepeda disini aja
>>>>> SEWA SEPEDA DISINI! <<<<<

0 Comments