Bandung itu kota yang aneh tapi menyenangkan. Siangnya penuh aktivitas, malamnya justru makin hidup. Begitu suhu mulai turun dan jalanan agak lengang, satu hal langsung muncul tanpa aba-aba: lapar malam. Dan Bandung, dengan segala kelebihannya, selalu punya jawaban.
Kuliner malam di Bandung bukan sekadar urusan perut. Ini soal kebiasaan, suasana, dan ritual yang berulang dari generasi ke generasi. Anak kuliah, pekerja malam, wisatawan, sampai warga lokal—semuanya pernah ada di fase “cari makan jam nggak masuk akal”.
Artikel ini membahas lima kuliner malam Bandung yang bukan cuma terkenal, tapi terbukti konsisten. Bukan tempat yang rame karena tren semata, tapi karena rasanya emang layak diburu. Kita bahas dari yang unik, yang rame, yang pedas ekstrem, sampai yang manis dan penuh nostalgia.
Kuliner Malam Bandung
Nasi kalong - riau
Nama “Nasi Kalong” sering bikin orang salah paham di awal. Tapi begitu dicoba, biasanya langsung paham kenapa tempat ini selalu penuh, terutama di malam hari.
Nasi yang digunakan berwarna hitam karena dimasak dengan kluwek, menghasilkan aroma dan rasa yang khas. Bukan sekadar nasi goreng gelap, tapi punya karakter sendiri. Lauknya beragam—mulai dari ayam, tahu, tempe, sampai lauk laut—dan semuanya bisa dipilih sesuai selera.
Cita rasanya cenderung manis dan gurih, cocok buat yang pengen makan berat tanpa harus berurusan dengan pedas berlebihan. Lokasinya di kawasan Riau juga bikin tempat ini jadi destinasi kuliner malam yang strategis.
Minusnya cuma satu: ramai. Tapi buat rasa dan pengalaman yang didapat, antre sedikit masih masuk akal.
Sudirman Street Food
Kalau satu menu nggak pernah cukup buat kamu, Sudirman Street Food adalah solusi yang masuk akal. Ini bukan satu warung, tapi satu kawasan kuliner malam dengan puluhan pilihan makanan.
Dari makanan tradisional sampai jajanan modern, semuanya ada. Tinggal jalan, lihat, pilih, dan ulangi lagi kalau masih laper. Tempat ini ideal buat datang rame-rame karena setiap orang bisa pesan menu berbeda tanpa ribet.
Suasananya hidup, agak berisik, dan penuh obrolan. Memang nggak semua tenant rasanya juara, tapi justru di situlah sensasinya—eksplor, coba-coba, dan nemu favorit sendiri.
Sudirman Street Food itu bukan tempat cari ketenangan. Ini tempat cari pengalaman makan malam yang ramai dan santai.
Warung Ceu Mar - Cihampelas
Warung Ceu Mar adalah bukti bahwa kesederhanaan masih menang. Tempatnya nggak mewah, tapi soal rasa, ini serius.
Masakan Sunda yang disajikan terasa rumahan. Sambalnya dibuat segar dan punya tendangan yang bikin makan jadi lebih hidup. Lalapan selalu segar, dan pilihan lauknya konsisten dari waktu ke waktu.
Makan di sini rasanya kayak pulang ke rumah setelah hari panjang. Nggak ada gimmick, nggak ada plating berlebihan—yang ada cuma makanan jujur dengan rasa yang solid.
Buat yang rindu masakan Sunda autentik di malam hari, tempat ini selalu jadi jawaban.
Mie Rica Kejaksaan
Mie Rica Kejaksaan punya reputasi yang sudah lebih dulu datang sebelum piringnya sampai ke meja. Pedasnya terkenal, dan bukan pedas main-main.
Bumbu rica yang digunakan benar-benar dominan, menyelimuti mie dan topping ayam dengan rasa yang kuat. Tekstur mienya kenyal, dan porsinya cukup buat bikin kenyang.
Ini bukan makanan yang bisa disantap sambil santai tanpa konsekuensi. Keringat, hidung meler, dan napas berat adalah bagian dari paket. Tapi justru itu yang bikin banyak orang balik lagi.
Buat pecinta pedas, ini salah satu ikon kuliner malam Bandung yang wajib dicoba.
Roti Bakar Gempol
Sebagai penutup malam, Roti Bakar Gempol hadir dengan gaya yang sangat berbeda. Nggak ribet, nggak aneh-aneh, tapi selalu berhasil.
Rotinya tebal, dipanggang dengan cara klasik, dan isinya melimpah. Menu seperti keju susu atau cokelat keju mungkin terdengar sederhana, tapi rasanya konsisten dan comforting.
Tempat ini cocok buat duduk lama, ngobrol, dan menurunkan tempo setelah makan berat sebelumnya. Ada nuansa nostalgia yang bikin Roti Bakar Gempol terasa spesial, meskipun tampilannya sederhana.
Penutup
Kuliner malam di Bandung bukan soal ikut-ikutan tren, tapi soal kebiasaan yang terus hidup. Dari nasi hitam yang unik, kawasan street food yang ramai, warung Sunda legendaris, mie pedas ekstrem, sampai roti bakar klasik—semuanya punya cerita sendiri. Kalau kamu ada di Bandung dan memilih tidur lebih awal tanpa eksplor makanan malam, itu pilihan. Tapi jujur aja, kamu bakal melewatkan salah satu sisi terbaik kota ini. Bandung selalu siap meladeni rasa lapar, kapan pun kamu butuh.
Mau kulineran di Bandung Sambil bersepeda? Yuk langsung aja sewa sepeda di Pondok Sepeda! KLIK DISINI!


0 Comments