Yogyakarta itu bukan cuma Malioboro, Pantai Parangtritis, atau angkringan pinggir jalan. Di jantung kota Jogja, ada satu tempat yang jadi magnetnya belanja oleh-oleh sekaligus jadi penanda sejarah kota: Pasar Beringharjo. Bukan sekadar pasar biasa, tempat ini udah jadi saksi bisu peradaban Jogja dari zaman kolonial sampai era digital. Kalau kamu belum pernah ke sini, well, kamu belum “sah” disebut pernah menjelajah Jogja!
Pasar Beringharjo
Asal Usul Pasar Beringharjo
Yuk kita rewind dulu, balik ke masa lalu. Jadi, asal muasal Pasar Beringharjo dimulai sekitar tahun 1758, nggak lama setelah berdirinya Kraton Yogyakarta. Saat itu, lokasi pasar ini masih berupa hutan pohon beringin (makanya dinamai Beringharjo, yang artinya ‘hutan beringin yang memberi kehidupan’). Gubernur Belanda waktu itu, Baron van Imhoff, mencatat kalau wilayah ini udah ramai jadi tempat jual beli masyarakat lokal bahkan sebelum pasar resmi dibentuk.
Baru deh tahun 1925, pemerintah kolonial Belanda mulai membangun struktur bangunan pasar permanen di lokasi ini. Sejak saat itu, Beringharjo berkembang jadi pusat ekonomi dan budaya warga Jogja. Nggak cuma jadi tempat jual beli, tapi juga jadi ruang interaksi sosial yang penting banget. Jadi, kalau kamu ngerasa vibe-nya berbeda dari pasar lain, itu karena tempat ini punya warisan sejarah yang kental.
Apa yang Bisa Kita Temukan di Sini?
Honestly, pertanyaannya harusnya dibalik: apa sih yang nggak bisa kamu temuin di sini? Serius. Pasar ini tuh kayak miniatur Jogja dalam bentuk pasar. Mau nyari batik? Ada. Oleh-oleh khas? Komplit. Barang antik? Bejibun. Makanan khas? Tinggal pilih. Yuk kita breakdown satu-satu:
1. Batik dari Ujung Kaki sampai Kepala
Dari kain batik tulis yang harganya bisa jutaan, sampai baju batik ready-to-wear yang cocok buat kondangan dadakan—semua ada. Bahkan kamu bisa nemu batik dengan motif kontemporer yang lebih cocok buat anak muda. Kalo kamu pinter nawar, bisa dapet harga miring, lho!
2. Camilan dan Oleh-Oleh Khas
Bakpia, geplak, enting-enting, kripik gadung—namanya unik-unik, rasanya juga khas. Banyak pedagang yang jual dalam kemasan travel-friendly, jadi nggak bakal makan banyak tempat di koper kamu. Plus, kalau kamu ke lantai dua, kamu juga bisa nemu berbagai jamu tradisional dan herbal yang nggak ada di supermarket.
3. Barang Antik & Barang Unik
Mulai dari uang kuno, kamera retro, sampai vinyl dan kaset tape jadul. Rasanya kayak lagi masuk ke museum yang semua koleksinya bisa dibeli. Banyak juga yang nyari aksesori vintage buat keperluan film atau photoshoot tematik.
4. Bumbu Dapur dan Rempah-rempah
Buat kamu yang suka masak, heaven banget sih. Dari kemiri, kapulaga, sampai temulawak—semua tersedia. Bahkan kamu bisa ngobrol sama ibu-ibu pedagang soal resep-resep jadul. It’s like culinary history in real life.
5. Fashion & Aksesori
Buat kamu yang suka thrift-an, ada banyak baju second-hand yang kualitasnya masih bagus. Sementara itu, aksesori seperti kalung batu, gelang kayu, dan bros etnik juga bisa jadi pemanis OOTD kamu.
Lokasi
Biar nggak bingung, kita spill lokasi lengkapnya nih. Pasar Beringharjo ada di Jalan Margo Mulyo No.16, Ngupasan, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya strategis banget karena masih satu deretan sama Jalan Malioboro. Bahkan kalau kamu lagi jalan-jalan kaki dari Stasiun Tugu, kamu cuma butuh waktu sekitar 10–15 menit buat sampai ke sini. Pas banget buat kamu yang pengin wisata hemat tanpa ribet transportasi.
Plus, banyak banget becak, andong, dan ojek online di sekitar pasar. Jadi akses ke sini gampang banget, no excuse ya buat nggak mampir.
Jam Buka
Catat ya, jam buka Pasar Beringharjo itu mulai dari pukul 08.00 pagi sampai sekitar 17.00 sore, setiap hari, Senin sampai Minggu. Tapi biar lebih nyaman, mending datang agak pagian. Selain masih sepi dan adem, kamu juga bisa dapet barang-barang fresh dan kesempatan nawar lebih leluasa. Jangan lupa, pedagang biasanya lebih semangat ngasih harga oke di pagi hari karena masih “belum ada rezeki”, istilahnya gitu.
Kalau kamu datang sore-sore, ya masih ramai juga sih, tapi siap-siap desak-desakan dan mungkin udah agak capek.
Tips Berkunjung
Nah, ini bagian pentingnya. Kalo kamu baru pertama kali ke Pasar Beringharjo, jangan asal nyemplung. Biar pengalaman belanjamu maksimal, coba ikuti tips berkunjung ini:
1. Siapin Uang Tunai (Cash is King)
Meskipun beberapa kios udah mulai pakai QRIS atau transfer, mayoritas pedagang di sini masih mengandalkan cash. Jadi mending kamu siapin uang kecil juga biar lebih gampang transaksi dan nawar.
2. Pakai Baju Nyaman
Pasar ini lumayan luas dan kadang panas, apalagi kalau siang hari. Pakai baju yang adem dan sepatu yang enak buat jalan kaki. Percaya deh, kamu bakal muter-muter tanpa sadar.
3. Jangan Takut Nawar
Ini pasar tradisional, bosku! Tawar-menawar itu bagian dari budaya di sini. Tapi ya tetap sopan ya, jangan asal nawar mentang-mentang pengin murah.
4. Datang Pagi
Seperti yang udah dibahas di atas, pagi hari itu waktu yang paling ideal. Selain sepi, kamu juga bisa nemu barang-barang yang baru aja ditata pedagang.
5. Bawa Tas Tambahan
Kamu pasti belanja lebih banyak dari yang kamu niatkan. Jadi sedia tas lipat buat menampung belanjaanmu. Lumayan buat ngurangin penggunaan kantong plastik juga.
6. Jaga Barang Pribadi
Karena ramai banget, tetap waspada ya. Simpan dompet dan HP di tempat yang aman. Hindari bawa barang berharga kalau nggak perlu.
7. Ngobrol sama Pedagang
Serius, banyak pedagang di sini yang asik banget diajak ngobrol. Kadang malah mereka cerita sejarah Jogja, tips batik asli vs palsu, bahkan bisa ngasih diskon cuma karena kamu sopan dan nyambung diajak ngobrol.
Pasar Beringharjo di Era Digital
Menariknya, meskipun pasar ini lekat dengan kesan tradisional, beberapa bagian dari Pasar Beringharjo udah mulai go digital. Banyak pedagang yang sekarang punya katalog di media sosial, bahkan ada yang listing barang mereka di marketplace online. Tapi tetep, sensasi belanja langsung di pasar nggak tergantikan. Kamu bisa pegang barangnya langsung, coba tawar, dan merasakan suasana khas Jogja yang nggak bisa di-deliver lewat layar HP.
Buat Gen Z dan milenial yang biasa belanja online, Beringharjo bisa jadi semacam petualangan—eksplorasi budaya, sejarah, dan seni tawar-menawar. Dan yang paling penting: kamu bisa ngedukung ekonomi lokal secara langsung.
Beringharjo Nggak Pernah Mati Gaya
Pasar Beringharjo itu bukan sekadar tempat belanja. Ini adalah bagian dari wajah kota Jogja. Tiap sudutnya punya cerita, tiap transaksinya punya nuansa. Buat kamu yang lagi nyari pengalaman otentik di Jogja, tempat ini wajib masuk itinerary. Apalagi buat kamu yang suka budaya, vintage stuff, atau sekadar pengin lihat sisi lain dari Jogja selain coffee shop dan destinasi wisata kekinian.
So, next time kamu ke Jogja, jangan cuma foto-foto di Tugu atau Malioboro. Coba masuk ke lorong-lorong pasar ini, ajak ngobrol pedagangnya, cicipin jajanan tradisionalnya, dan serap auranya yang nggak bakal kamu temuin di tempat lain. Siapa tahu, kamu malah jatuh cinta dan pengin balik lagi cuma buat belanja batik di lantai dua!
Mau coba ke pasar Beringharjo dengan bersepeda sekalian belanja? Yuk ikut cycling tour jogja bareng Pondok Sepeda, Langsung aja KLIK DISINI!
0 Comments